KURIKULUM DI DUNIA



![]() |







UNISSULA
(Universitas Islam Sultan Agung )

Kurikulum di
Indonesia pertama di bentuk pada tahun 1974, yang diberi nama Rencana
Pembelajaran 1974. . Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang
sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan
merebut kemerdekaan. Kurikulum ini lebih menekankan pada pembentukan karakter
manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain. Yang diutamakan termasuk
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani. Setelah rencana pembelajaran 1947, pada tahun 1952
kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan yang disebut Rencana Pelajaran
Terurai 1952.Kurikulum ini fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi yaitu moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
Terjadi penyempurnaan lagi di tahun 1968 yang merupakan pembaharuan kurikulum
1964 yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi
pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Pada tahun 1975 terjadi pergantian
kurikulum di sebut kurikulum 1975 yang menekankan pada tujuan agar pendidikan
lebih efisien dan efektif. Setelah tahun demi tahun berlalu terbentuk lagi
kurikulum 1984 yang mengusung process skill approach.
Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Kurikulum 1994 dan kurikulum suplemen
1999 merupakan kurikulum yang sangat padat untuk siswa, bahkan kepadatan itu
memicu kritik yang selalu bertebaran. Di ikuti oleh kurikulum suplemen 1999
tapi perubahannya lebih menekankan pada sejumlah materi pelajaran. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari
sistem semester ke sistem caturwulan. Pada era selanjutnya kurikulum yang
dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah
seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang
harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum
ini menitik beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk
implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan. Kurikulum dipahami sebagai seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk
mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan,
yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan
pendidikan. Pada tahun 2013 terbentuk lagi kurikulum 2013 yang menekankan rasa
kemandirian pada siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang di inginkan oleh
guru. Kurikulum ini juga termasuk memberatkan siswa dalam mencari materi yang belum di pelajari olehnya. Ini
menitikberatkan siswa untuk mencari guru les privat. Mereka bahkan tidak mulai
mengerti rasa sosial pada sesama guru. Terkadang ada rasa bingung dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh guru. Tapi kurikulum 2013 pemerintah menunjukkan
untuk peserta didik agar selalu mencari informasi yang belum diketui olehnya, agar
ilmu itu tidak hanya di lingkungan sekolah, tapi bisa mencapi di lingkungan
luar.

Sistem pendidikan
Singapura didasarkan pada pemikiran bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat
yang unik. Singapura memakai pendekatan yang fleksibel untuk membantu perkembangan
potensi para siswa. Untuk memaksimalkan potensi mereka, siswa diarahkan menurut
kemampuan belajar mereka sebelum menguasai tahap orientasi. Kurikulum pada
Sekolah Lanjutan di Singapura dikenal di seluruh dunia atas kemampuannya untuk
mengembangkan siswa melalui pemikiran yang kritis dan keterampilan intelektual.
Singapura memiliki sejumlah sekolah internasional yang memberikan ijin masuk
untuk para siswa asing dan penduduk setempat. Beberapa sekolah internasional
menentukan persyaratan minimum pada saat melakukan pendaftaran, seperti
kemampuan bahasa atau kewarganegaraan. Kriteria tiap sekolah berbeda.
Departemen Pendidikan Singapura (Ministry of Education) tampaknya lebih banyak
bekerja dan memberi perhatian besar pada pengembangan pendidikan ketimbang
memanfaatkan pendidikan sebagai sumber rezeki bagi oknum atau pegawai-pegawai
departemen itu. Pusat Keunggulan Pendidikan Singapura,
Pusat Pendidikan Dunia. Selama bertahun-tahun, Singapura telah berkembang dari
sistem pendidikan ala Inggris yang tradisional menjadi sistem pendidikan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individual dan mengembangkan bakat. Keunggulan sistem
pendidikan di Singapura terletak pada kebijakan dua-bahasa (Bahasa
Inggris/Melayu/Mandarin/Tamil) dan kurikulumnya yang lengkap dimana inovasi dan
semangat kewiraswastaan menjadi hal yang sangat diutamakan. Para individu
menunjukkan bakat-bakat yang berkaitan satu sama lain dan kemampuan untuk
bertahan dalam lingkungan yang penuh dengan persaingan, dipersiapkan untuk sebuah
masa depan yang lebih cerah.
Pada tahun 1992 Singapura mulai menekankan pemecahan masalah di dalam
kurikulumnya. Pemecahan masalah mataematika dipusatkan dalam pembelajaran
matematika yang di dalamnya menyangkut kemahiran, kemampuan/keterampilan dalam
menerapkan konsep-konsep matematika dalam berbagai situasi masalah, seperti
yang dijabarkan oleh Kementrian Pendidikan Singapura, Mathematical problem solving is central to mathematics learning. It
involves the acqulsition and application of mathematics concepts and skill in a
wide range of situation. Including non-routine, open-ended and real-word
problems (Clark, 2009). Kemampuan matematika siswa di Singapura telah lebih
maju. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah (problem solving)
menjadi tujuan utama dalam pembelajaran matematika di Singapura. Foong (2002)
menyatakan bahwa dalam kurikulum matematika di Singapura kini, kemampuan
penyelesaian masalah merupakan tujuan dari proses belajar mengajar matematika.

Pendidikan
di Belanda bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Belanda dan juga
mencetak generasi muda yang intelek dalam segala bidang untuk menjadi penerus
bangsa yang baik sesuai dengan faham liberalisme dan kapitalisme yang mereka
jadikan sebagai landasan bangsa dan negara. Sistem penjenjangan di Belanda
meliputi Pendidikan tingkat dasar dan lanjutan, pendidikan tingkat menengah
kejuruan, pendidikan tingkat tinggi. Siswa yang studi di sekolah umum, agama,
dan netral dibiayai pemerintah dengan anggaran yang sama bila memenuhi
persyaratan. Tetapi pada dasarnya murid tidak membayar sekolah, meskipun
sekolah diperbolehkan menarik sumbangan pendidikan dari orang tua murid. Sekolah
swasta dibiayai yayasan atau sekolah itu sendiri. Sementara sekolah umum
dikelola pemerintah daerah. Keluarga kerajaan biasanya mengikuti pendidikan di
sekolah umum. Sekolah agama dikelola suatu dewan yang mengelola pembiayaannya.
Berdasarkan agama, terdapat Sekolah Katolik, Protestan, Yahudi, dan Muslim,
baik di sekolah dasar, sekolah lanjutan, maupun perguruan tinggi. Semua sekolah
ini, baik sekolah umum, khusus, maupun swasta berada di bawah pengawasan
Inspectie van het Onerwijs (Inspeksi Pendidikan). Sistem
pendidikan Belanda didasarkan pada statute yang kuat dan berfungsi sebagai
dasar peraturan-peraturan yang lebih rinci dalam bidang-bidang tertentu. Peraturan ini dibuat menurut urutan
atau hierarki. Bentuk sistem pendidikan Belanda ialah sentralisasi.
Tanggngjawab pemerintah pusat terletak pada hal-hal yang berhubungan dengan
organisasi, pendanaan (termasuk status hokum kepegawaian), inspeksi, ujian, dan
inovasi promosi. Pejabat-pejabat propinsi bertanggung jawab terutama atas
tugas-tugas pengawasan serta mempunyai peran juga dalam hal pelaksanaan
pendidikan orang dewasa, dan akhir-akhir ini juga lebih banyak dilibatkan dalam
tugas-tugas perencanaan dan penasihatan. Guru juga harus mampu mengajarkan semua mata pelajaran
pada tingkatan pendidikan dasar. Guru sekolah menengah harus memiliki
kualifikasi gare satu atau kualifikasi grade 2. Pada tingkat
sekolah dasar rencana kerja merupakan instrument utama bagi “school board”.
Organisasi dan isi program pendidikan ditetapkan sekurang-kurangnya sekali dua
tahun dalam bentuk proposal dari guru-guru. Ini berisi pilihan materi
pelajaran, metode mengajar, cara atau teknik bagaimana hasil belajar anak di
ukur, dinilai dan dilaporkan. Pada tingkat sekolah menengah, staf pengajar menyusun
silabus dan rancangan pelajaran yang juga direviu oleh inspektorat. Informasi
yang lengkap dan rinci perlu disiapkan yang mencangkup mata pelajaran, waktu,
pengorganisasian kelompok, dan keterangan bagaimana mengenai sekolah menghadapi
siswa yang hidup dalam masyarakat multicultural. Sudah ada ketentuan minimal
dan maksimal waktu untuk setiap mata pelajaran dari kementerian pendidikan dan
Ilmu Pengetahuan.
Sistem kenaikan kelas di sekolah
belanda naik secara otomatis dimulai dari grade 1 sampai ke grade yang lebih
tinggi. Ijazah pertama yang diperoleh peserta didik pada usia 12 tahun
berdasarkan tes yang telah disusun oleh lembaga tes pusat. Pada tingkat
pendidikan menengah, ujian akhir sekolah terdiri dari dua bagian: ujian
sekolah, dan ujian yang bersifat nasional. Kedua ujian ini dilaksanakan pada
tahun terakhir, dengan penjadwalan ujian sekolah mendahului ujian nasional.
Ujian nasional dilaksanakan serentak pada waktu yang sama untuk setiap jenis
sekolah. Pada sekolah menengah kejurusan tingkat pertama, ujian dilakukan empat
tingkat yang berbeda. Dua ujian yang paling sulit ditentukan oleh menteri
pendidikan. Pada sekolah menengah kejurusan tingkat atas, program ujian
ditetapkan oleh menteri pendidikan bersamaan dengan dilaksanakannya ujian
nasional. Dalam banyak hal, sekolah menetapkan ujiannya masing-masing yang
materinya berkaitan dengan sasaran pelajaran yang telah ditetapkan. Pada tingkat pendidikan tinggi, dilakukan ujian pada akhir
tahun pertama yang dinamakan “propaedeutic examination” untuk menentukan apakah
seorang mahasiswa dapat mengikuti kuliah-kuliah tiga tahun berikutnya. Pada
akhir program, yaitu setelah 4 tahun, mahasiswa harus mengambil ujian akhir.
“school board” atau dewan sekolah (pada HBO) atau dewan dosen (pada
universitas) bertanggung jawab atas pengolahan dan kualitas ujian. Biasanya,
setiap fakultas atau jurusan membentuk panitia ujian sendiri.
Di Belanda, ujian nasional SD
bersifat optional, sekolah boleh memilih ikut atau tidak ikut. Hal ini
dinyatakan oleh orang-orang dari CITO (The National Institute for Educational
Measurement, semacam Puspendik Balitbang Dikbud di kita) tahun 2001, waktu
diundang Pusat Kurikulum. Namun, banyak SD di sana tak mau ketinggalan,
ramai-ramai ikut UN agar dihargai masyarakat dan lulusannya mulus masuk sekolah
menengah. CITO menyatakan bahwa sekitar 85% SD ikut UN ini.
Ujian nasional SMA di Belanda
tidak dibuat seram alias genting. Siswa boleh bawa kamus dan rumus. Tapi,
soalnya berbentuk esai sehingga mungkin tidak sempat buka kamus dan lihat
rumus. Yang penting, kecurangan bisa ditekan seminimal mungkin agar tidak
membuayarkan buah pendidikan karakter yang dibina sekian lama. Untuk mengatasi
kebocoran soal dan karut marut ini diintroduksi 20 jenis kertas ujian yang
berdampak kepada keterlambatan pencetakan dan pengiriman bahan ujian ke
sekolah. Belum lagi jika dipersoalkan apakah 20 jenis kertas ujian itu memiliki
validitas kesetaraan. Mungkin ada benarnya kata para pengusaha, “Kalau
pemerintah itu suka mempersulit apa yang sebenarnya mudah dikerjakan, tapi
kalau pengusaha suka mempermudaha apa yang sulit dikerjakan.” Kalau
kita belum bisa mengikuti sistem pendidikan Finlandia yang menghapus ujian
nasional, paling tidak kita bisa mengikuti format ujian nasional yang
dicontohkan Belanda dan juga negara-negara lainnya.
![]() |
Selama abad pertengahan sekolah didirikan untuk mengajarkan
tata bahasa latin , sedangkan magang adalah cara utama untuk memasukkan
pekerjaan praktis. Pendidikan di inggris diawasi oleh departemen pendidikan dan
departemen bisnis, inovasi dan keterampilan Pada tingkat lokal, pemerintah
daerah bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan untuk pendidikan umum dan
sekolah negeri. Penuh waktu pendidikan adalah wajib untuk semua anak berusia
antara 5 dan 16 (inklusif). Siswa kemudian dapat melanjutkan studi
sekunder untuk beberapa tahun selanjutnya dua ( bentuk keenam ), terkemuka
paling biasanya ke tingkat a kualifikasi, meskipun kualifikasi lainnya dan
kursus ada, termasuk bisnis dan teknologi majelis pendidikan (btec) kualifikasi
dan international baccalaureate . Usia meninggalkan untuk pendidikan wajib
dinaikkan menjadi 18 oleh pendidikan dan keterampilan undang-undang 2008 .
Perubahan akan berlaku pada tahun 2013 untuk 17 berusia tahun dan 2015 untuk
anak-anak usia 18 tahun. Negara-disediakan sekolah gratis bagi siswa, dan ada
juga tradisi sekolah independen , tetapi orangtua dapat memilih untuk mendidik
anak-anak mereka dengan cara apapun yang sesuai. Pendidikan dasar dan menengah
dimana tahun sekolah di mulai pada tanggal 1 september. Berdasarkan kurikulum
nasional sistem, semua siswa menjalani tes kurikulum nasional (ncts, atau
bahasa sehari-hari dikenal sebagai sat) terhadap ujung kunci tahap 2 dalam mata
pelajaran inti, tapi tidak dasar mata pelajaran, dimana penilaian guru
digunakan. Mereka biasanya mengambil gcse ujian dalam dua tahun terakhir key
stage 4, namun mungkin akan lain level 2 kualifikasi, seperti gnvq .mantan tes
pada akhir kunci tahap 3 ditinggalkan setelah tahun 2008 tes, ketika masalah
berat muncul mengenai tata cara menandai. Sekarang di key tahap 1 dan 3,
penilaian adalah dengan penilaian guru terhadap kurikulum tingkat target
nasional untuk semua mata pelajaran.performance. Hasil tes untuk sekolah yang
diterbitkan, dan merupakan ukuran penting kinerja mereka. Undang-undang
pendidikan mengharuskan orang tua untuk memastikan anak-anak mereka yang
dididik baik oleh sekolah atau sebaliknya. Kecil tapi meningkatnya jumlah orang
tua yang memilih opsi lain. gaya pendidikan sering disebut sebagai pilihan utama
pendidikan. Pendidikan ini dapat mengambil berbagai bentuk mulai dari
homeschooling dimana gaya kurikulum sekolah diikuti di rumah untuk unschooling
di mana setiap kemiripan struktur dalam penyediaan pendidikan ditinggalkan. Tidak
ada persyaratan untuk mengikuti kurikulum nasional atau memberikan pelajaran
formal. Orang tua tidak perlu menjadi guru yang berkualitas, atau mengikuti jam
sekolah atau istilah. Orang tua yang memilih untuk mendidik anak-anak mereka
selain di sekolah harus membiayai penyediaan pendidikan itu sendiri. Negara
Inggris mempunya sejarah dan sistem pendidikan yang membuat pendidikan menjadi
maju . Dimana negara Inggris mempunyai sistem yaitu Pendidikan dasar dan
menengah Pendidikan Tinggi dan Dewasa pendidikan.
![]() |
Korea Selatan merupakan salah satu
Negara di kawasan Asia yang menduduki peringkat ke-2 dunia dalam dunia
Pendidikan setelah Finlandia. Tak hanya itu, Negara yang dikenal dengan makanan
khasnya yang bernama kimchi ini, juga unggul dalam perkembangan ekonomi serta
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara pesat. Korea Selatan
bahkan sudah mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya yang lebih dulu
dikenal dengan kemajuan di bidang teknologinya seperti Amerika dan Jepang. Pada
sisi pengembangan Sumber Daya Manusia khususnya pada pendidikan, pemerintah
Korea Selatan, telah memberi perhatian yang sangat baik dan khusus terhadap
kualitas pendidikannya, baik pendidikan di lingkungan rumah maupun di
lingkungan sekolah. Pemerintah Korea Selatan memandang bahwa pendidikanlah yang
merupakan unsur utama dalam memicu peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia. “Level up! Our Future Will Change!” itulah motto dari salah satu
sekolah milik Pemerintah di Korea Selatan yang dimana motto tersebut memiliki
makna dan artian, apabila tingkat kualitas pendidikkan meningkat, maka masa
depan kita akan berubah menjadi lebih baik. Perhatian itu mulai dari
sistematika kurikulum hingga pembangunan sarana dan prasarana sekolah yang
hampir sebagian besar didanai oleh Pemerintah. Tersedianya fasilitas
tersebut menjadi motivasi dan dorongan yang kuat bagi kalangan siswa untuk
belajar lebih bersungguh-sungguh menimba ilmu pengetahuan. Seperti halnya,
Pemerintah Korea Selatan telah menyediakan akses internet berkecepatan tinggi
di setiap sekolah demi kelancaran siswanya dalam melaksanakan proses belajar
mengajar. Oleh karena itu kita tidak heran lagi kalau Korea Selatan maju begitu
pesat termasuk dalam dunia pendidikan. Ada sebuah area yang dinamakan “English
Zone” dimana mewajibkan siswa untuk berbicara bahasa inggris. Tentunya
bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menucapkan bahasa inggris atau
bahasa internasional. Dalam pengasahan kemampuan siswa dalam bidang akademik,
Pemerintah Korea Selatan memprioritaskan Matematika dan Sains sebagai subjek
utama yang wajib ditekuni oleh siswa, serta memperbanyak kegiatan aktif dalam
membaca untuk memperluas wawasan siswa. Sebagaimana ketentuan tersebut, adalah
ketentuan yang dinilai oleh PISA (Program for Internasional Student Assesment)
atau Program Penilaian Siswa Internasional dalam menentukan perkembangan
pendidikan dunia. Selain meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, salah satu
upaya Pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
adalah dengan memperhatikan nilai gizi masyarakatnya dengan meningkatkan nilai
konsumsi ikan per tahun-nya. Selain itu, kami juga mengamati, bahwa tingkat
kedisiplinan dan kemandirian di negeri ginseng ini patut untuk dicontoh
masyarakat umum khususnya bagi pelajar. Mereka ibarat disiplin dari “meja makan
hingga ke meja belajar” yang dimana hal ini memiliki artian bahwa kedisiplinan
mereka sudah dimulai sejak dini. Dari lingkungan rumah dan keluarga ke
lingkungan sekolah bahkan umum, dimulai dari hal yang terkecil hingga ke
tingkat lebih tinggi. Hal ini diamati langsung oleh peserta student tour SMP
Al-Azhar Palu pada saat berkunjung ke Incheon Choeun Middle School. Dima jiga
terdapat beberapa siswa menaiki sepeda saat berangkat sekolah ini menjadi
contoh bagaimana cara menghargai lingkungan sekitar.
![]() |
Suasana
pembelajaran pada sekolah dasar di Amerika Serikat berbeda dengan pembelajaran
pada sekolah di Indonesia. Satu kelas terdiri dari dua puluh higga tiga puluh
siswa. Guru Sekolah dasar di Amerika Serikat dibekali pendidikan lanjutan
mengenai perkembangan congnitive and psychological development. Guru-guru
di Amerika Serikat telah menyelesaikan pendidikan lanjutan Sarjana dan atau Pasca
Sarjana (Bachelors and/or Masters degree) dalam bidang Early
Childhood and Elementary Education. Pendidikan menengah memiliki struktur
kurikulum yang berbeda dengan di Indonesia. Pada jenjang ini, siswa diwajibkan
mengabil sejumalah mata pelajaran wajib (mandatory subjects) dan
memilihi mata pelajaran pilihan (electives).
Mata pelajaran wajib (mandatory
subjects) meiliputi :
- Science (Ilmu pengetahuan alam) meliputi Biologi, Kimia dan Fisika
- Mathematics (Matematika) meliputi aljabar, geometri, pre-calculus dan statistika
- English (pelajaran bahasa inggris) meliputi sastra, humaniora, mengarang dan verbal(praktek)
- Physical education (Olahraga)
Mata pelajaran pilihan (electives)
meliputi:
- Atletics meliputi cross country, football, basketball, track and field, swimming, tennis, gymnastics, waterpolo, soccer, softball, wrestling, cheerleading, volleyball, lacrosse, ice hockey, fieldhockey, crew, boxing, skiing/snowboarding, golf, mountain biking, marching band
- Career and Technical Education meliputi agriculture/agriscience, Business/Marketing, Family and Consumer Science, Health occipations
- Computer word processing meliputi programing and design
- Foreign langguages meliputi bahasa Spanyol dan Perancis (umum) Bahasa Cina, Latin, Yunani, Jerman, itali dan Jepang (tidak umum)
- Performing Arts/Visual Arts meliputi, paduan suara, band, orchestra, drama, seni rupa, fotografi, ceramics dan dance
Publishing meliputi Journalisme/ Koran siswa, buku tahunan dan majala siswa
Sistem
pendidikan di Thailand terbagi menjadi 3, yaitu : pendidikan formal, pendidikan
non-formal dan pendidikan informal.Untuk
sistem pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar dan pendidikan tinggi.
sedangkan sistem pendidikan non-formal terdiri dari : program sertifikat
kejuruan, program short course sekolah kejuruan dan interest group program.
Pendidikan Tradisional Melayu adalah pendidikan yang muncul di Patani, sejak
abad ke-17, dengan institusi seperti Madrasah dan Masjid, sedangkan masjid
bukan hanya sebagai tempat beribadah, tetapi juga pusat pengajian dan
penyebaran agama Islam. Pada tahun 1961 pemerintah Thai mengeluarkan suatu
kebijakan yaitu mengubah pondok tradisional menjadi sistem pondok modern atau
Sekolah Pondok Swasta. Adanya perubahan itu pemerintah Thai ikut serta dalam
pendidikan pondok di Patani, dengan tujuan memasukan sistem pendidikan
semisekuler di lembaga pondok, yang pada akhirnya bisa melahirkan pelajar yang
dapat berbahasa Thai dan mempunyai semangat di diri mereka sebagai warga negara
Thai. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perubahan sistem
Pendidikan Islam di Patani sebagai akibat dari kebijakan pemerintah Thailand,
menyangkut aspek kurikulum, pengelola, tujuan, sumber pendanaan, murid dan
kitab-kitab. Rombongan Pelajar/Mahasiswa dari Thailand yang pertama datang ke
Indonesia ialah pada awal th 1967, mereka memilih kota Bandung sebagai tempat
kuliahnydibeberapa perguruan tinggi seperti IKIP, UNPAD dan rombongan terakhir
ada pula yang masuk ke ITB. Dengan System yang masih klasikal. Mempunyai kurikulum,
silabus yang telah ditetapkan pokok-pokok bahasan serta jadwal pelajaran.
Diajar oleh tenaga pengajar yang memiliki spesialisasi dalam bidang mata
pelajaran yang diajarkan di madrasah tersebut. Diajarkan dua jenis ilmu
pengetahuan, pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Disamping tenaga pengajar,
memerlukan juga tenaga administrasi, bahagia akademik dan keuangan. System
manajemen tidak lagi terkonsentrasi pada satu orang / tok guru telah berubah
adanya pebagian tanggung jawab (sharing patner) antara pimpinan madrasah. Oleh
karena di madrasah mata pelajaran yang diajar bervariasi, maka madrasah
memerlukan fasilitas pendidikan dan pengajarna seperti laboratorium bahasa,
labor computer, labor sains dan sarana olah raga. Di thailand jiga terkenal dengan kurikulum
pendidikan islam. Membangun kepercayaan
dengan tujuan agar pengajaran
agama Islam di sekolah-sekolah Negeri dapat menguatkan perdamaian dan keamanan
di wilayah ini.
![]() |

Di Jepang Pendidikan dasar tidak mengenal ujian kenaikan kelas,
tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara
otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga tidak
ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok compulsory education, sehingga
siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar
ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang diminatinya,
tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat standar,
artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board.

Menurut Ahmad Sentosa dalam artikel
berjudul Kurikulum dan Kompetensi Guru di Jepang, Ia menjelaskan
untuk level pendidikan taman kanak-kanak (TK), di Jepang lebih cenderung
merupakan lembaga pengembangan dan pelatihan kebiasaan sehari-hari. Karena itu
pendidikan di level TK bukanlah pengajaran, tatapi lebih tepat disebut
pendidikan. ini
bertujuan untuk membiasakan anak-anak dengan cara hidup mandiri sehari-hari.
Daripada mulai mengajarkan IPA atau IPS, Jepang lebih memilih memperkenalkan
tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru menyelesaikan
pembelajaran di TK yang lebih memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di
dalam kelas.
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia.Hanya yang membedakan adalah pada mata pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama diajarkan mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup mandiri. Daripada mengajarkan mata pelajaran IPA dan IPS, Jepang lebih memilih memperkenalkan tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru lulus dari tingkat TK yang lebih memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di dalam kelas. Pembelajaran utama seperti bahasa Jepang dan berhitung mempunyai porsi yang lebih dibanding pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran moral diajarkan tidak secara khusus dalam mata pelajaran tertentu, tetapi diajarkan oleh wali kelas sejam seminggu atau diintegrasikan melalui pelajaran lain. Dan pendidikan moral sudah termasuk pada pendidikan agama (Kristen, Budha, Shinto). Selain murid disibukkan dengan pendidikan akademik, pendidikan bersifat estetik berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar di kelas 1 dan 2.
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia.Hanya yang membedakan adalah pada mata pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama diajarkan mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup mandiri. Daripada mengajarkan mata pelajaran IPA dan IPS, Jepang lebih memilih memperkenalkan tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru lulus dari tingkat TK yang lebih memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di dalam kelas. Pembelajaran utama seperti bahasa Jepang dan berhitung mempunyai porsi yang lebih dibanding pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran moral diajarkan tidak secara khusus dalam mata pelajaran tertentu, tetapi diajarkan oleh wali kelas sejam seminggu atau diintegrasikan melalui pelajaran lain. Dan pendidikan moral sudah termasuk pada pendidikan agama (Kristen, Budha, Shinto). Selain murid disibukkan dengan pendidikan akademik, pendidikan bersifat estetik berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar di kelas 1 dan 2.
Pembelajaran SMP
Untuk pendidikan SMP, kurikulum menitik beratkan pada pendidikan
bahasa Jepang, matematika, IPA dan IPS. Sedangkan pendidikan bahasa asing
seperti Inggris dan Jerman tidak diwajibkan dan hanya bersifat pilhan bagi
murid. Pelajaran bahasa Inggris baru dijadikan pelajaran wajib di level SMP
pada kurikulum 2002. Adanya mata pelajaran pilihan seperti bahasa Jepang, IPS,
matematika, IPA, musik, art, pendidikan jasmani, keterampilan,
dan bahasa asing, merupakan pembeda khas antara kurikulum pendidikan SMP di
Jepang dan Indonesia. Selain pendidikan utama di Jepang juga dilengkapi dengan
pendidikan ekstrakurikuler seperti di Indonesia.
Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling
sering berubah. Pada tingkat ini sudah diadakan sistem penjurusan seperti di
Indonesia. Sifat khas kurikulum SMA adalah kompleksnya pelajaran yang
diajarkan. Contohnya pelajaran bahasa Jepang yang mulai dikelompokkan menjadi
literatur klasik dan modern. Penjurusan dilakukan di kelas 3, jurusan yang ada
meliputi IPA dan budaya/sosial. tetapi seiring berjalannya waktu penjurusan
mengalami perkembangan karena banyaknya lulusan SMA yang memilih akademi yang
terkait dengan teknik, pertanian, perikanan, kesejahteraan masyarakat, dan lain
lain. Bukan hanya di Indonesia saja banyak pro dan kontra tentang kurikulum
pendidikan, di jepang pun kurikulum dilakukan secara top down, bukan bottom
up. Karenanya banyak yang tidak dapat diterapkan di sekolah secara
optimal. Dan pada akhirnya mendapat protes keras dari para guru. Di Jepang
memperlakukan kegiatan belajar di luar secara berkala, mereka mengunjungi
tempat-tempat bersejarah dan lahan pertanian atau perkebunan untuk belajar
memetik teh, jeruk dan menggali umbi-umbian, bahkan sampai belajar menanam padi
di sawah. Di lain waktu, siswa secara berkelompok diajarkan cara menumpang
kereta (densha) untuk melatih kemandirian, selain itu diselingi kegiatan
wawancara dengan berbagai narasumber kemudian menjadi bahan untuk presentasi di
depan kelas. Sepertinya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
tidak hanya bergantung pada sistem pendidikan itu sendiri, tapi setiap sistem
dan orang di dalamnya seperti guru dan para pelajar pun harus ikut mendukung
untuk mencapai visi dan misi yang sama. Jadi, Jepang dalam menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas pun tidak semata-mata dengan hasil instan tapi
dengan proses yang hampir sama dengan negara maju lain pada umumnya. Karena
seperti yang dikatakan sebelumya proses kurikulum di Jepang pun tidak lepas
dari kata bongkar pasang, tapi dengan loyalitas para pengajar dan tingkat
kedisiplinan pelajar akhirnya dapat menciptakan banyak SDM berkualitas.
![]() |
Negara Finlandia, negara yang
menempati nomor satu dalam kualitas pendidikan berdasarkan survei internasional
yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation
and Development (OECD). Dalamn pendidikan Finlandia tidaklah mengenjot siswanya
dengan menambah jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin
tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa di
Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan dengan
negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah mereka justru
lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan dengan Korea, ranking
kedua setelah Finnlandia, yang siswanya menghabiskan 50 jam per minggu.
Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru!. Guru-guru Finlandia boleh
adalah guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi
guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah
terlalu besar. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk
dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa
diterima. Tingkat persaingan lebih ketat dibandingkan masuk ke fakultas
bergengsi lain seperti fakultas hukum atau kedokteran! Bandingkan dengan
Indonesia yang guru-gurunya hanya memiliki kualitas seadanya dan merupakan
hasil didikan perguruan tinggi dengan kualitas seadanya pula. Dengan kualitas
mahasiswa yang baik dan pendidikan pelatihan guru yang berkualitas, tak salah
jika mereka menjadi guru-guru dengan kualitas luarbiasa. Dengan kualifikasi dan
kompetensi tersebut mereka bebas untuk menggunakan metode kelas apapun yang
mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri, dan buku teks yang
mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi
bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan,
mereka justru percaya bahwa ujian dan test itulah yang menghancurkan tujuan
belajar siswa. Terlalu banyak test membuat guru cenderung mengajar siswa hanya
untuk lolos ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Padahal banyak aspek dalam
pendidikan yang tidak bisa diukur dengan ujian. Pada usia 18 th siswa mengambil
ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga
lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi
dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa belajar
bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah
di SD Poikkilaakso, Finlandia. Kalau siswa bertanggungjawab, mereka guru bekeja
lebih bebas karena tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk
bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka
butuhkan. Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang
mereka butuhkan. Kita tidak belajar apa-apa kalau kita hanya menuliskan apa
yang dikatakan oleh guru. Di Finlandia guru tidak mengajar dengan metode
ceramah. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu banyak komando
hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan.
Siswa yang lambat mendapat dukungan secara intensif baik oleh guru maupun siswa
lain. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses. Berdasarkan penemuan PISA,
sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaannya antara siswa yang
berprestasi baik dan yang buruk. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda
kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas
menangani masalah belajar danprilaku siswa membuat program individual bagi
setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya:
Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb.
Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang
penting mereka berusaha. Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan
siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa,
maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini
akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan
kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai
sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem
ranking-rankingan. Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya
masing-masing. Ranking-rankingan hanya membuat guru memfokuskan diri pada
segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Kehebatan dan
keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara kompetensi
guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui
tanggung jawab pribadi. Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, kata
seorang guru, maka itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya.
Sistem di Finlandia sangat fleksibel dan keankaragaman, penekanan pada
pengetahuan yang luas dan profesionalisme terhadap tenaga pendidikan.

Australia, negara Kangguru ini semakin
menjadi favorit bagi para siswa Indonesia yang hendak melanjutkan pendidikan ke
luar negeri. Selain memiliki kualitas pendidikan yang diakui secara
internasional, Australia juga relatif dekat dengan Indonesia sehingga orang tua
tidak terlalu khawatir melepas anaknya. Tentang kurikulum dan pengajaran di Australia. Satu hal
terpenting yang harus diperhatikan pengajar adalah bahwa mereka perlu
memberikan “pemahaman” (understanding) kepada para siswa, dan bukan
hanya sekedar “pengetahuan” (knowing). Oleh karena itu, kurikulum yang
diterapkan di Australia adalah kurikulum UBD (Understanding by Design).
Penjelasan ini menggugah keingintahuan salah satu peserta kuliah umum untuk
menanyakan tentang asesmen yang diadakan di Australia untuk dibandingkan dengan
ujian nasional yang diadakan di Indonesia. Menekankan bahwa di Australia juga
diadakan ujian nasional pada level pendidikan tertentu, tetapi ujian nasional
tersebut berbeda dengan yang diadakan di Indonesia. Di Australia, ujian
nasional dilaksanakan dengan menekankan pemahaman siswa dengan cara presentasi,
diskusi kelompok kecil, dan lain-lain. Ujian nasional yang menuntut siswa
menjawab dengan soal dengan memilih pilihan ganda atau mengisi titik-titik
belum sampai pada taraf understanding, hanya knowing. Untuk
memberikan topik yang sedikit berbeda, pembicara selanjutnya yaitu, Judy Crowe,
yang merupakan pimpinan dari Melbourne Girls College Development
menjelaskan berbagai hal tentang sekolah khusus perempuan. Diungkapkannya bahwa
di Australia banyak terdapat sekolah khusus perempuan. Tujuan khusus
didirikannya sekolah tersebut adalah untuk menciptakan perempuan-perempuan muda
yang mampu menjadi pemimpin di masa depan. Dijelaskan lebih lanjut bahwa
kurikulum yang diterapkan di sekolah tersebut adalah integrated curriculum,
misalnya dengan menggabungkan mata pelajaran sejarah dengan bahasa Inggris
sehingga waktu yang disediakan untuk mempelajari suatu topik menjadi lebih
lama. Selain itu, Melbourne Girls College merupakan salah satu sekolah
negeri independen di Melbourne yang mandiri dalam mengelola institusi mereka
termasuk dalam menentukan anggaran dan rekruitmen pengajar dan staf, tetapi
masih menjadi bagian dan mendapat dukungan dari pemerintah setempat. Dalam sesi
tanya jawab, antusiasme para peserta terlihat melalui beberapa dari mereka yang
ingin memberikan pertanyaan. Pertanyaan pertama yang terlontar yaitu tentang
esensi dari “love of learning” dan pertanyaan kedua tentang aplikasi UBD dalam
pembelajaran. Dr. Mary L. Perdegast menjelaskan bahwa love of leaning
perlu dilakukan baik oleh guru ataupun oleh siswa. Love of learning
tersebut penting karena apa yang kita ketahui saat ini akan berbeda dengan apa
yang kita butuhkan di masa depan. Untuk pertanyaan kedua, untuk menerapkan UBD
dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan belajar harus dibuat nyaman untuk siswa,
sehingga mereka lebih mudah memahami dan pemahaman itu akan muncul secara
alami. Hal ini berbeda dengan kecenderungan belajar di Indonesia di mana guru
dan siswa cenderung serius dalam belajar. Menurutnya, jika siswa merasa nyaman
dan senang, belajar akan terjadi secara alami. Agar siswa lebih mendalami dan fokus pada
bidang (major) yang dipelajarinya, kurikulum di Australia menetapkan
maksimum empat subject saja. Meski demikian, terdapat fleksibilitas di
mana siswa dapat memilih antara dua core dan dua electives, atau
tiga core dan satu elective dari fakultas mana saja. Dengan kata
lain, siswa dapat mendapat fleksibilitas untuk memilih mata kuliah pilihan dari
fakultas di luar jurusan yang sedang dia ambil. Agar relevan dan up to date,
proses pembuatan program studi melibatkan pihak industri sehingga siswa
nantinya benar-benar siap terjun ke dunia kerja. Sementara itu, untuk mendukung
kegiatan belajar, program studi umumnya juga ditopang oleh tenaga pengajar yang
berkualitas, perpustakaan yang lengkap, laboratorium, dan fasilitas pendukung
berteknologi tinggi, serta faktor pendukung lainnya seperti pelayanan
konseling, baik untuk bidang akademis, karier, dan personal. Sistem perkuliahan
dilakukan secara course work dan by research. Pada course work,
siswa mengikuti perkuliahan di kelas relatif besar, lalu dilanjutkan dengan
kelas kecil yang disebut tutorial. Di tambah kebanyakan ijiazah atau
kealifikasi lulusan perguruan tinggi Australia diakui oleh asosiasi profesi
berbagai negara maju sehingga memudahkan lulusannya untuk mencari kerja,
membuka usaha atau meneruskan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi
Komentar
Posting Komentar